Sebagai seorang pemuda islam kita
sebenarnya memiliki kewajiban yang sama seperti masyarakat islam lainnya, hal
itu salah satunya adalah dalam hal mendakwahkan islam. Mendakwahkan islam
merupakan kewajiban bagi kalangan tua dan kalangan muda. Apalagi bagi kalangan
muda, di usia kita yang masih muda ini hal itu merupakan suatu potensi dan
nilai tersendiri bagi kita untuk mendakwahkan ajaran islam. Kita memiliki
pemikiran yang masih “fresh”, bisa bersuara lantang dalam berdakwah, masih
memiliki banyak waktu luang dan masih bisa belajar tentang banyak hal. Hal itu
merupakan kelebihan tersendiri bagi kita para kaum pemuda.
Sebagai
seorang pemuda muslim kita harus memasyarakatkan islam.. Ya, memasyarakatkan
islam, bukan mengislamkan masyarakat.. Kita tidak bisa membuat semua orang
masuk islam, hal itu sama saja dengan sebuah pemaksaan, melanggar HAM dan tidak
sesuai dengan ajaran islam. “Untukmu agamamu, untukku agamaku”.. Seperti
itulah, yang kita lakukan bukanlah mengislamkan masyarakat akan tetapi
memasyarakatkan islam. Kita sebagai pemuda islam harus membuat islam menyebar
dalam kehidupan masyarakat serta membuat nilai-nilai islam menjadi kebiasaan
yang dilakukan dalam setiap kehidupan masyarakat islam.. Jadi kelak tidak ada
lagi masyarakat islam yang merasa asing dan enggan dengan ajaran islam itu
sendiri.
Terkadang karena belum
memasyarakatnya ajaran islam maka sebagian masyarakat islam pun kadang terasa
asing dan enggan dengan ajaran islam. Kadang mau ikut acara keagamaan tapi
enggan, mau ke masjid enggan, mau berdakwah enggan, mau berorganisasi dalam
bidang keagamaan enggan juga. Semua itu bisa saja terjadi karena belum
terbiasa. Sesuatu yang belum biasa dilihat dan belum biasa dilakukan maka hal
itu akan terasa sulit untuk dibiasakan. Jadi kita harus membiasakan diri dengan
islam dan membuat masyarakat islam juga terbiasa dengan ajaran islam.
Jika
kita sudah tahu bahwa kita memiliki kewajiban untuk memasyarakatkan islam lantas
apa saja yang harus kita lakukan? Tentu saja, kita harus memasyarakatkan
islam.. Kita terapkan nilai-nilai islam dalam kehidupan kita sehari-hari, kita
ajak orang lain untuk menerapkan ajaran islam dan kita masukkan nilai-nilai
islam dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya ketika kita mendakwahkan tentang “kebersihan
itu sebagian dari iman” maka kita juga harus memberikan contoh dalam perbuatan
kita sehari-hari kalau misal kita makan kita buang bungkus makanannya ke tempat
sampah. Jika buang sampah sembarangan maka hal itu akan menimbulkan kotornya
lingkungan. Dengan cara lain berhubung kita sebagai mahasiswa maka kita dapat
memasyarakatkan islam salah satunya dengan mengadakan perlombaan “keislaman”.
Perlombaan yang menggunakan ketentuan secara syar’i dan dimasukkan nilai-nilai
islam. Dalam suatu organisasi hal itu akan lebih mudah untuk dilakukan. Sebagai
contoh seperti lomba Winter Season kali ini, hal itu merupakan salah satu wujud
dari memasyarakatkan islam. Membuat islam menggelora dalam masyarakat islam (dalam
hal ini mahasiswa muslim Kebendaharaan Negara dan PPLN). Memasukkan nilai-nilai
islam dalam suatu perlombaan seperti lomba foto yang didalamnya terdapat
kutipan hadits atau al-qur’an, lomba kreasi jilbab (bagaimana mengenakan jilbab
yang baik dan benar), lomba ahad games yang penuh dengan kesederhanaan
(menggunakan peralatan-peralatan yang murah dan seadanya seperti botol bekas,
kerikil, kertas, dsb), lomba public speaking (ceramah), lomba cerpen islami
dsb. Secara tidak langsung hal-hal seperti itu telah mendorong terwujudnya
islam yang memasyarakat. Jadi semangat yang seperti itu yang harus kita jaga
dan kita pertahankan, kalau perlu kita tingkatkan. Jadi sebagai pemuda islam,
kita juga harus mendakwahkan islam.. Terlebih dengan adanya perkembangan zaman,
maka kita dapat mengemas nilai-nilai islam dengan lebih kreatif dan disesuaikan
dengan objek yang kita dakwahi.
Di
zaman sekarang ini ajaran islam bisa dikemas dengan lebih menarik.. Hal itu
dapat dilakukan dengan cara seperti tadi (seperti contoh di lomba winter
season) atau dengan cara memasukkan nilai-nilai agama di dalam nilai-nilai
kehidupan lainnya seperti nilai-nilai sosial, nilai-nilai budaya dsb. Sebagai
contoh ketika kita mau memasukkan nilai agama berupa pentingnya sedekah kita
dapat menyampaikan pentingnya bersedekah dengan menggunakan LCD misalnya, jadi selain
kita memasukkan kutipan dari al-qur’an atau hadits tentang manfaat dan
pentingnya bersedekah kita juga dapat memasukkan nilai-nilai sosial di
dalamnya, misalnya dengan menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang kurang
mampu, statistik perbandingan masyarakat berkecukupan dibandingkan dengan
msyarakat miskin di negeri ini, dsb.. Dengan contoh lain kita dapat menunjukkan
kutipan al-qur’an atau hadits tentang sunah minum sambil duduk (dilarang minum
sambil berdiri), hal itu dapat dikaitkan juga dengan penelitian medis yang
memang menunjukkan minum sambil duduk itu lebih menyehatkan daripada sambil berdiri
karena pada saat kita minum sambil berdiri maka salah satu saluran dalam tubuh
kita yang bernama sfringer akan membuka sedangkan pada saat kita minum sambil
duduk maka saluran sfringer itu akan menutup dan menyaring air yang masuk ke
dalam tubuh kita. Jadi minum sambil duduk lebih menyehatkan. Jadi hal-hal
seperti itu dapat mempertegas tentang kebenaran dan manfaat dari apa yang kita
dakwahkan. Dengan begitu dakwah yang kita sampaikan relatif akan lebih mudah
diterima dan lebih mudah dipahami. Mengingat betapa pentingnya memasyarakatkan
islam oleh karena itu marilah kita sebagai pemuda islam turut aktif dalam
memasyarakatkan islam. Kalau bukan kita lalu siapa lagi,? J
0 komentar:
Posting Komentar