Sebagai seorang pemuda islam kita seharusnya
menjunjung tinggi dan menegakkan ajaran-ajaran Allah. Semangat itu harus kita
aplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Sekian banyak kisah pemuda luar
biasa yang menegakkan ajaran Allah, diantaranya adalah kisah pemuda Ibrahim yang
tumbuh di lingkungan masyarakat penyembah berhala. Betapa luar biasanya
keimanan Ibrahim dan bahkan ayah kandungnya sendiri menjadi musuhnya. Semua itu
dia lakukan karena kesabaran dan keyakinan yang kuat di dalam hatinya tentang
ajaran Allah. Kisah lainnya adapula kisah tentang Yusuf, pemuda yang dapat
menahan dirinya dari godaan istri Raja Mesir yang berparas cantik.
Kisah mereka harusnya dapat kita contoh, kita sebagai
pemuda harus memiliki semangat tinggi dalam menegakkan agama kita. Dalam
Al-Qur`an telah ditempatkan masa muda sebagai masa kekuatan sebagaimana
tercantum dalam QS. Ar-Ruum: 54 yang artinya : “Allah-lah yang menciptakan kamu
dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah keadaan lemah itu
menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah kuat itu lemah (kembali)
dan beruban. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dan Dia Maha Mengetahui,
Maha Kuasa.” Dari kutipan Al-Qur’an diatas maka kita sepantasnya mempergunakan
masa muda kita dengan sebaik-baiknya. Kita gunakan masa muda kita sebaik
mungkin selagi nyawa masih menyatu dalam raga.
Adapun untuk menjadi pemuda islam yang baik dan ideal
kurang lebih kita harus memiliki karakter-karakter seperti ini : Pertama,
memiliki ketauhidan yang kuat. Jadi sebagai pemuda islam kita harus mengimani
Allah dan tidak berbuat syirik. Karena syirik adalah dosa yang paling besar,
dosa yang tidak akan diampuni oleh Allah. oleh karena itu kita tidak boleh
melakukannya. Kita harus menghindari sesuatu yang syubhat (meragukan) agar kita
terhindar dari suatu kesyirikan dan bid’ah.
Yang kedua adalah berani, jadi pemuda islam harus
berani dalam menyatakan yang benar itu benar dan yang salah itu salah. Pemuda
islam juga harus mempunyai keberanian dalam belajar, tidak malu bertanya dan
berani mendakwahkan islam. Jadi pemuda islam harus siap bertanggung jawab dan
menanggung risiko dalam mempertahankan keyakinannya. Seperti dicontohkan oleh
pemuda Ibrahim pada masa Raja Namrudz. Dengan berani Ibrahim menghancurkan
sekumpulan berhala kecil, lalu menggantung kapaknya ke leher berhala yang
paling besar. Ibrahim memberikan pelajaran kepada kaumnya bahwa menyembah
berhala itu sama sekali tidak mendatangkan manfaat. Kisah itu dikisahkan secara
dalam surah Al-Anbiya [21]: 56-70.
Ketiga, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi untuk
mencari kebenaran atas dasar ilmu pengetahuan dan keyakinan. Pemuda islam tak
akan berhenti dari belajar dan menuntut ilmu pengetahuan. Dia tahu bahwa
menuntut ilmu itu wajib bagi tiap muslim laki-laki dan perempuan. Dia juga tahu
bahwailmu yang bermanfaat adalah amalan yang menemaninya sampai dia meninggal
(tiga amalan yang akan menemani seseorang setelah meninggal adalah ASI = Anak
yang sholeh, Sodaqoh jariyah, dan ilmu yang bermanfaat). Dengan itu pemuda
islam akan semangat dalam menuntut ilmu. Semakin banyak ilmu yang dimiliki maka
akan membuat pemuda islam seperti padi yang semakin merunduk dan dia tetap
sadar bahwa banyak ilmu yang belum diketahui jadi pemuda islam terus belajar
dan belajar. Firman Allah, “Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku,
perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati.” Allah
berfirman: “Belum yakinkah kamu ?” Ibrahim menjawab: “Aku telah meyakinkannya,
akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku).” (Al-Baqarah [2]: 260)
Keempat, pemuda islam memiliki ikatan persaudaraan
yang kuat dengan saudaranya para pemuda islam lainnya. Pemuda islam yang ideal
akan berkumpul untuk merencanakan suatu kebaikan dan saling menguatkan satu
dengan yang lainnya. Pemuda islam yang ideal akan saling mengajak dalam
kebaikan dan saling mengingatkan jika saudaranya salah. Pemuda islam lebih suka
saudaranya disibukkan dengan kegiatan baik daripada diluangkan dengan kegiatan
yang kurang baik. Jadi, pemuda islam berkelompok bukan untuk berkumpul dalam
hal berfoya-foya apalagi dalam hal berbuat kejahatan. Tetapi berkelompok untuk
berkerjasama dalam kebaikan.
Kelima, selalu berusaha untuk menjaga akhlak dan
kepribadian. Di masa sekarang, hal ini menjadi suatu hal yang sangat berat.
Kisah kepribadian Nabi Yusuf sangat layak dijadikan teladan bagi kita para
pemuda. Kala itu pemuda Yusuf digoda oleh Zulaikha di dalam ruangan tertutup.
Tak ada seorang pun yang tahu perbuatan mereka selain mereka berdua saja. Namun
dengan akhlak yang terjaga serta pertolongan Allah tentunya, akhirnya Yusuf
bisa lolos dari bujuk rayu Zulaikha. Allah berfirman, “Sesungguhnya wanita itu
telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf pun bermaksud
(melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda (dari)
Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan
kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.
(Yusuf [12]: 22-24).
Keenam, memiliki semangat yang tinggi dalam berusaha
dan bekerja. Kekuatan pemuda islam terlihat pada sikap tidak pernah menyerah
pada saat menemui rintangan dan hambatan. Ia memandang berbagai kesulitan hidup
adalah peluang untuk memperbaiki diri. Kekurangan materi dalam kehidupan
sehari-hari, batu karang yang kadang tiba-tiba menghantam, semua itu dipandang
sebagai suatu ujian bukan suatu musibah. Pemuda islam akan berpikir positif, punya
etos kerja tinggi dan akan berusaha dengan pantang menyerah.
Ketujuh, kreatif.. Kita sebagai pemuda islam sepantasnya
bersifat kreatif.. Terlebih dalam mendakwahkan sesuatu, kita dapat menggunakan
ide-ide kreatif kita sehingga apa yang kita dakwahkan akan lebih mudah untuk
diterima oleh orang lain. Demikian gambaran singkat tentang kriteria pemuda
islam yang ideal. Semoga kita dapat menjadi pemuda islam yang lebih baik dari
sebelumnya, Aamiin...
0 komentar:
Posting Komentar