Copyright © Mahasiswa Treasury Tiga I STAN
Design by Dzignine
Sabtu, 29 Desember 2012

Pemuda Islam yang Ideal


Sebagai seorang pemuda islam kita seharusnya menjunjung tinggi dan menegakkan ajaran-ajaran Allah. Semangat itu harus kita aplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Sekian banyak kisah pemuda luar biasa yang menegakkan ajaran Allah, diantaranya adalah kisah pemuda Ibrahim yang tumbuh di lingkungan masyarakat penyembah berhala. Betapa luar biasanya keimanan Ibrahim dan bahkan ayah kandungnya sendiri menjadi musuhnya. Semua itu dia lakukan karena kesabaran dan keyakinan yang kuat di dalam hatinya tentang ajaran Allah. Kisah lainnya adapula kisah tentang Yusuf, pemuda yang dapat menahan dirinya dari godaan istri Raja Mesir yang berparas cantik.
Kisah mereka harusnya dapat kita contoh, kita sebagai pemuda harus memiliki semangat tinggi dalam menegakkan agama kita. Dalam Al-Qur`an telah ditempatkan masa muda sebagai masa kekuatan sebagaimana tercantum dalam QS. Ar-Ruum: 54 yang artinya : “Allah-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dan Dia Maha Mengetahui, Maha Kuasa.” Dari kutipan Al-Qur’an diatas maka kita sepantasnya mempergunakan masa muda kita dengan sebaik-baiknya. Kita gunakan masa muda kita sebaik mungkin selagi nyawa masih menyatu dalam raga.
Adapun untuk menjadi pemuda islam yang baik dan ideal kurang lebih kita harus memiliki karakter-karakter seperti ini : Pertama, memiliki ketauhidan yang kuat. Jadi sebagai pemuda islam kita harus mengimani Allah dan tidak berbuat syirik. Karena syirik adalah dosa yang paling besar, dosa yang tidak akan diampuni oleh Allah. oleh karena itu kita tidak boleh melakukannya. Kita harus menghindari sesuatu yang syubhat (meragukan) agar kita terhindar dari suatu kesyirikan dan bid’ah.
Yang kedua adalah berani, jadi pemuda islam harus berani dalam menyatakan yang benar itu benar dan yang salah itu salah. Pemuda islam juga harus mempunyai keberanian dalam belajar, tidak malu bertanya dan berani mendakwahkan islam. Jadi pemuda islam harus siap bertanggung jawab dan menanggung risiko dalam mempertahankan keyakinannya. Seperti dicontohkan oleh pemuda Ibrahim pada masa Raja Namrudz. Dengan berani Ibrahim menghancurkan sekumpulan berhala kecil, lalu menggantung kapaknya ke leher berhala yang paling besar. Ibrahim memberikan pelajaran kepada kaumnya bahwa menyembah berhala itu sama sekali tidak mendatangkan manfaat. Kisah itu dikisahkan secara dalam surah Al-Anbiya [21]: 56-70.
Ketiga, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi untuk mencari kebenaran atas dasar ilmu pengetahuan dan keyakinan. Pemuda islam tak akan berhenti dari belajar dan menuntut ilmu pengetahuan. Dia tahu bahwa menuntut ilmu itu wajib bagi tiap muslim laki-laki dan perempuan. Dia juga tahu bahwailmu yang bermanfaat adalah amalan yang menemaninya sampai dia meninggal (tiga amalan yang akan menemani seseorang setelah meninggal adalah ASI = Anak yang sholeh, Sodaqoh jariyah, dan ilmu yang bermanfaat). Dengan itu pemuda islam akan semangat dalam menuntut ilmu. Semakin banyak ilmu yang dimiliki maka akan membuat pemuda islam seperti padi yang semakin merunduk dan dia tetap sadar bahwa banyak ilmu yang belum diketahui jadi pemuda islam terus belajar dan belajar. Firman Allah, “Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati.” Allah berfirman: “Belum yakinkah kamu ?” Ibrahim menjawab: “Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku).” (Al-Baqarah [2]: 260)
Keempat, pemuda islam memiliki ikatan persaudaraan yang kuat dengan saudaranya para pemuda islam lainnya. Pemuda islam yang ideal akan berkumpul untuk merencanakan suatu kebaikan dan saling menguatkan satu dengan yang lainnya. Pemuda islam yang ideal akan saling mengajak dalam kebaikan dan saling mengingatkan jika saudaranya salah. Pemuda islam lebih suka saudaranya disibukkan dengan kegiatan baik daripada diluangkan dengan kegiatan yang kurang baik. Jadi, pemuda islam berkelompok bukan untuk berkumpul dalam hal berfoya-foya apalagi dalam hal berbuat kejahatan. Tetapi berkelompok untuk berkerjasama dalam kebaikan.
Kelima, selalu berusaha untuk menjaga akhlak dan kepribadian. Di masa sekarang, hal ini menjadi suatu hal yang sangat berat. Kisah kepribadian Nabi Yusuf sangat layak dijadikan teladan bagi kita para pemuda. Kala itu pemuda Yusuf digoda oleh Zulaikha di dalam ruangan tertutup. Tak ada seorang pun yang tahu perbuatan mereka selain mereka berdua saja. Namun dengan akhlak yang terjaga serta pertolongan Allah tentunya, akhirnya Yusuf bisa lolos dari bujuk rayu Zulaikha. Allah berfirman, “Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf pun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih. (Yusuf [12]: 22-24).
Keenam, memiliki semangat yang tinggi dalam berusaha dan bekerja. Kekuatan pemuda islam terlihat pada sikap tidak pernah menyerah pada saat menemui rintangan dan hambatan. Ia memandang berbagai kesulitan hidup adalah peluang untuk memperbaiki diri. Kekurangan materi dalam kehidupan sehari-hari, batu karang yang kadang tiba-tiba menghantam, semua itu dipandang sebagai suatu ujian bukan suatu musibah. Pemuda islam akan berpikir positif, punya etos kerja tinggi dan akan berusaha dengan pantang menyerah.
Ketujuh, kreatif.. Kita sebagai pemuda islam sepantasnya bersifat kreatif.. Terlebih dalam mendakwahkan sesuatu, kita dapat menggunakan ide-ide kreatif kita sehingga apa yang kita dakwahkan akan lebih mudah untuk diterima oleh orang lain. Demikian gambaran singkat tentang kriteria pemuda islam yang ideal. Semoga kita dapat menjadi pemuda islam yang lebih baik dari sebelumnya, Aamiin...

0 komentar:

Posting Komentar